Mengapa dan bagaimana model LJUN 2013

Kemdikbud - UN merupakan sarana penilaian hasil belajar para siswa yang dilakukan oleh pemerintah. Perhelatan pendidikan tahunan yang dilakukan secara serentak ini diberlakukan bagi siswa jalur formal maupun non formal, yang berada di kelas 6 Sekolah Dasar, siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama, dan siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mencantumkan hasil UN para peserta didik akan digunakan sebagai evaluasi pengendalian mutu pendidikan secara nasional, sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Untuk mengantisipasi kebocoran soal UN 2013, pihak Kemdikbud melakukan strategi yang berbeda untuk UN 2013 yaitu tiap siswa akan mendapatkan soal ujian yang berbeda, soal dan lembar jawaban yang bersatu serta memakai barcode. "Setiap peserta ujian akan mendapat 1 set soal yang berbeda serta set tadi akan satu paket soal dengan lembar jawaban ujiannya," ujar Aman Wirakartakusumah, ketua BSNP.

Barcode yang ada pada soal dan lembar jawaban itu sama. "Artinya harus hati-hati jangan sampai tertukar barcodenya," katanya. Dengan sistem barcode ini pula, peserta UN tidak perlu lagi menulis kode soal. Untuk memeriksanya, barcode LJUN akan dipindai dan disesuaikan dengan naskah.

Mengapa begitu? Menurut Aman, perbedaan UN 2013 kali ini bertujuan agar ujian terlaksana dengan jujur dan dengan baik.

Adapun model LJUN 2013 sebagai berikut:

Seperti diketahui, UN kali ini memiliki 20 variasi paket naskah soal untuk setiap ruang ujian berisi 20 peserta dengan tingkat kesukaran yang sama. Dengan demikian, peserta didik dapat konsentrasi dalam mengerjakan soal dan cukup mempelajari materi sesuai kisi-kisi sebelum ujian berlangsung.

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post