Benchmark Internasional Mutu Pendidikan (Resensi Buku)

Tantangan globalisasi yang kian kompleks harus memacu bangsa Indonesia membangun keterampilan, strategi dan paradigma pendidikan. Hal itu dikemukakan dalam bedah buku bench mark international mutu pendidikan yang ditulis Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Bahrul Hayat yang digelar Badan Litbang dan Diklat Kemenag di Bogor 30 Agustus 2012. “Bench Mark International mutu pendidikan sebagai rujukan kualitas pendidikan kita, khususnya dalam literasi tertentu. Ini untuk memberikan pemahaman terkait dengan konsep, pengukuran dan tingkat literasi seperti ilmu pengetahuan alam (IPA) di negara kita, ujar Bahrul Hayat. Mengacu pada bench mark international, tutur dia, berarti Indonesia telah memiliki pedoman atau gambaran, sejauh mana usaha yang telah dan harus dilakukan untuk memenuhi standar mutu pendidikan bertaraf internasional.

Resensi Buku Benchmark Internasional Mutu Pendidikan sebagaimana ditulis dalam suara karya online sebagai berikut:
Judul   : Benchmark Internasional Mutu Pendidikan

Penulis : Bahrul Hayat PhD MA, Dr Suhendra Yusuf MA
Desain  : Kreasindo Mediacita
Penerbit: Bumi Aksara
Cetakan : Pertama, Mei 2010
Isi     : 446 Halaman

Buku ini merupakan rangkuman pemikiran Bahrul Hayat, PhD, MA. Bersama Dr Suhendra Yusuf, MA, birokrat yang kini menjabat Sekjen Kementerian Agama ini mengupas soal kebijakan pendidikan yang dinilai telah bergeser dari input-oriented ke outcome-based.

Dalam karya setebal 446 halaman tersebut, alumnus S-2 Universitas Pittsburgh (1989) dan S-3 Universitas Chicago, Amerika Serikat (1992), ini melihat bahwa mutu pendidikan harus dimulai dengan expected outcome yang jelas dari suatu lembaga pendidikan.

Menurut mantan Sekretaris Ditjen PMPTK dan Juru Bicara Kemdiknas ini, perbaikan dan peningkatan mutu masukan dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai expected outcome tadi. Oleh karena itu, standardisasi expected outcome dalam bentuk kompetensi menjadi titik awal untuk standardisasi masukan dan proses pendidikan.

Selain itu, pada era globalisasi, telah terjadi mutual recognition antarnegara tentang kualifikasi lulusan ini, sehingga meniscayakan adanya proses nasionalisasi dan transnasionalisasi kompetensi lulusan lembaga pendidikan. Kompetensi lulusan itu bergeser dari local specific ke global universal sebagai survival kit untuk dapat bertahan pada era mendatang.

Pola pikir ini telah sejak lama menjadi bagian dari diskusi-diskusi pakar pendidikan di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA), yang kemudian menghasilkan upaya benchmarking internasional mutu pendidikan.

Buku ini membahas tiga studi internasional yang diadakan oleh OECD dan IEA. Ketiga studi dimaksud yaitu Program for International Student Assessment (PISA), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), dan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS).

Hasil ketiga studi itu telah mengingatkan bahwa sistem pendidikan di negeri ini perlu penataan baru agar senantiasa berperan merintis dan memantapkan kemajuan kehidupan mendatang dalam peradaban yang tinggi, indah, dan bermartabat.

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post